Berawal Keluhan Petani Singkong Dihargai Rp200 Perak, Kini Martabat Singkong Terangkat
Indonesianewsgo- Kisah ini semoga menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua, Amin!
Berawal ketika menjadi relawan di Sekolah Inspirasi Pedalaman di daerah asalnya, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada pertengahan 2014, Riza Azyumarrida Azra, 29, atau yang akrab dipanggil Riza mendapat berbagai keluhan dari petani lokal tentang harga singkong yang sangat murah di pasaran.
![]() |
Foto Sumaryanto bronto/media indonesia |
Berawal dari keluhan para petani tersebut, Riza segera mencari cara untuk mengolah tanaman itu agar termanfaatkan dengan baik.“Waktu itu kami bertemu dengan bapak-bapak yang anaknya kami ajak bermain di Sekolah Inspirasi Pedalaman. Beliau ternyata seorang petani singkong yang tanamannya hanya dihargai Rp200 per kilogram,” cerita Riza yang memiliki latar belakang sarjana teknik elektro tersebut kepada Andy Noya, Minggu (9/8).
Setelah berdiskusi dan meriset tentang tata cara pengolahan singkong, Riza akhirnya mantap untuk mengolah tanaman itu menjadi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour). Ia pun bertekad mengangkat martabat singkong menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
“Saya sempat
meriset sederhana dan berdiskusi dengan rekan-rekan saya di Teknologi Pangan
dulu untuk mengolah potensi singkong di daerah saya, dan semuanya menyarankan
agar mengolah tanaman itu menjadi Mocaf sebagai alternatif pangan,” terang
Riza.
Usahanya menjadikan singkong sebagai produk dengan nilai ekonomi tinggi bisa
dibilang berhasil. Bersama sang istri, Wakhyu Budi Utami, Riza pun mulai
mendirikan perusahaan yang ia kelola dengan asas ‘sociopreneurship’ bernama
Rumah Mocaf pada 2018 dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para
petani singkong dan masyarakat, khususnya di Banjarnegara.
Melalui konsep yang Riza terapkan dalam bisnisnya, seluruh warga yang terlibat di Rumah Mocaf pun saling menguatkan untuk terus mengembangkan Tepung Mocaf ini. Bahkan, kegiatan Rumah Mokaf kini mulai mendapat dukungan dari beberapa lembaga sosial yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat di Banjarnegara, di antaranya Majelis Pemberdayaan Masyarakat LAZISMU dan Pemuda Muhammadiyah Banjarnegara.
Kehadiran Rumah Mocaf mampu memberi manfaat langsung pada masyarakat, bahkan kini telah ada lima kecamatan di Banjarnegara yang turut berkolaborasi dalam usaha mengembangkan Tepung Mocaf ini.
Selain itu, Rumah
Mocaf juga memberi pelatihan pembuatan tepung pada petani di Banyumas dan
Cilacap.Melalui Rumah Mocaf, Riza dan istri mempunyai harapan besar, yakni
menjadikan Tepung Mocaf sebagai tepung khas Indonesia, agar Indonesia bisa
berdaulat pangan. (Bus/M-4)
Sumber: mediaindonesia.com
Post a Comment for "Berawal Keluhan Petani Singkong Dihargai Rp200 Perak, Kini Martabat Singkong Terangkat"
Post a Comment